Sabtu, 21 Juni 2008

Selasa, 2008 Juni 10


Manusia dan Kejujuran

Jujur! Sebuah kata yang mudah diucapkan,namun sangat sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.siapa diantara kita yang benci dengan kejujuran,bahkan penjahat besar sekalipun sebenarnya didalam hatinya juga SUKA dengan kejujuran meskipun luarnya sering berbohong atau bahkan menjadi pekerjaan sehari-hari. Mana ada bos penjahat yang senang dibohongi anak buannya.Jelas ga da yang benci kejujuran kalau dia masih normal!!!

Tapi kenapa manusia susah sekali untuk jujur?,bahkan sama istri aja kadang-kadang ga jujur padahal tidur seranjang satu selimut lagi,makan bareng,apa2 juga bareng,Cuma melahirkan aja ga bisa bareng!sebuah pertanyaan yang menjadi tanggung jawab kita semua umat manusia ini,.dan ingat menjawab pertanyaan ini juga harus jujur,kenapa manusia susah untuk jujur?kenapa hal yang diSUKAi tidak dilakukan,malah melakukan hal yang dibenci?memang banyak hal yang disukai tapi merupakan kejahatan tapi jujur bukan hanya disukai ia adalah kebaikan dan kebajikan. Sedikit saya meminjam ungkapan Raja Ali Haji dalam Gurindam 12 nya pasal 9,beliau mengatakan:

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan

Bukannya manusia,yaitulah syetan

Berarti kalau kita tidak bersikap jujur maka dapat disamakan dengan syethan,iya..! syethan yang selalu bergentayangan ditempat terang sythetan yang tampak.atau seperti yang diungkapkan dalam alQur'an dengan bahasa "syaithonul insi"yang berarti syeithan dari kalangan manusia.

Penting sekali kejujuran itu apalagi sebagai seorang pemimpin kalau lah tidak jujur,maka ga bisa dibayangkan jadinya kaya apa Negara yang dipimpin.Abu Nasr Muhammad bin Muhammad atau yang lebih dikenal dengan sebutan Al-faroby seorang pilsuf islam yang sangat terkenal ketika berbicara tentang almadiinah alfaadhilah(negeri yang ideal)mencantumkan kejujuran sebagai salah satu sifat yang harus dimiliki oleh sang pemimpin tidak bisa tidak. Memang sih jujur juga ada tingkatannya,ada sangat jujur,ada yang sedang,dan ada yang biasa aja! kebanyakan manusia jujurnya ITU sedang-sedang aja termasuk para pemimpin,oleh Karena itu Negara yang dipimpin layu tidak suburpun juga tidak,ya sedang-sedang saja.

Nabi Muhammad saw pernah besabda bahwasanya kejujuran itu membawa kita kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kita menuju surga"(H.R.Imam Bukhory dan Imam Muslim).

Efek dari jujur tidak hanya kita nikmati di dunia ini tapi juga diakherat kelak. Sebenarnya kita udah ngerti semua akan hal ini,tapi kenapa kita ogah untuk jujur?lagi-lagi pertanyaan yang harus kita jawab denagn jujur!!!

Disamping itu nabi juga bersabda "berkata jujur itu membawa suatu ketenangan dan berbohong itu membuat kita gelisah"(H.R.Imam Bukhory dan lain-lain).

Kalau diperhatikan tepat sekali ucapan rasul saw ini,orang yang tidak mencuri jika dituduh mencuri pasti lebih tenang,meskipun kadang kala mereka juga gelisah,sebaliknya orang yang mengaku tidak mencuri padahal ia bohong pasti tidak tenang,minimal hatinya gelisah walaupun gerak-geriknya biasa aja. Dan masih banyak hadits yang lain berbicara tentang keutamaan jujur yang tidak perlu kami sebutkan disini mengingat hal ini adalah ma'lum(orang udah paham semua)tinggala aplikasinya aja nyang susah.

Pentingya melatih kejujuran

Saudaraku yang budiman,semua orang sepakat latihan merupakan suatu kewajiban jika ingin bisa,kalau ingin menang dalam bertanding ya harus latihan,mana bisa Cuma pakai dukun trus langsung menang.

Begitu pula kejujuran walaupun ia merupakan watak atau karateristik yang dimiliki oleh sebagian manusia,ia juga harus dipupuk dengan dengan latihan.latihlah kejujuran dari hal yang paling kecil,hal yang paling sepele,niscaya ia akan ikut kepada hal yang paling besar.

Biasakan bersikap jujur dalam segala hal, jika satu kali kita tidak jujur,biasanya kedua dan ketiga juga bakal ngikut. Hal yang kecil kita tidak bersikap jujur,biasanya akan merembet kepada perkara yang lebih besar.

Kecenderungan berprilaku bohong yang dimiliki seseorang sebenarnya bisa dihilangkan,dan tentu dengan melatih diri secara perlahan. Mengingatkan diri kita akan akibat dari sebuah kebohongan merupakan salah satu cara melatih agar menjadi orang yang jujur,menulis tentang kejujuran ini juga merupakan salah satu cara melatih agar jujur,karena terdorong rasa tanggung jawab sebagai penulis,tanamkan dalam diri kita bahwasanya kebohongan tidak hanya berakibat pada orang lain namun juga pada diri kita sendiri,orang lain rugi kitapun ikut rugi oleh perbuatan kita sendiri..menyedihkan bukan!rugi akibat perbuatan kita sendiri....!

Manusia wajib berusaha,namun hasilnya tetap berada ditangan yang maha kuasa,mari kita berdoa agar dianugrahkan oleh Allah kelebihan pada kita berupa sifat jujur.
Sebagai seorang hamba manusia tidak patut menyombongkan diri,merasa mampu untuk jujur atau merasa paling jujur.perlu kita ketahui bahwa kejujuran juga merupakan hidayah(pemberian) dari Allah pada manusia,maka seyogyanya lah kita minta hidayah itu pada Allah lewat doa yang kita panjatkan.

Kamis, 2008 Juni 05


Manusia dan Untung

Setiap manusia pasti menginginkan yang namanya untung.siapa diantara kita yang mau rugi?jabwabannya jelas "ga ada'!

Apapun latar belakangnya pasti dia menginginkan keuntungan,entah pedagang,pejabat,petani,nelayan,bahkan agamawan yang super sufi dan zuhud sekalipun pasti ingin akan yang namanya untung.

Coba kita lihat sebagian pejabat,demi meraih untung mereka rela menjual kebenaran, dengan harapan dapat untung,sekali lagi "untung".bahkan mereka tega berbuat sadis demi untung,mereka tega membohongi masyarakat karena untung.

Tidak ada yang salah sebenarnya dengan untung,mengejar untung adalah fitrah manusia yang tidak bisa dikekang.fitrah yang Allah anugrahkan pada kita manusia ini bahkan juga pada sebagian makhluqnya yang lain.

Meraih untung selalu ada dibenak manusia dan setiap saat.kita tidur juga karena ingin untung,minimal dengan tidur ada rasa lega dan puas dihati kita.apalagi kalau orang yang sedang kecapean,tidur merupakan untung yang besar baginya,dia merasa beruntung sekali dapat tidur tanpa diganggu kawn-kawannya atau diganngu bayinya yang masih kecil misalnya.

Ya" sekali lagi tiap detik pikiran kita selalu beorientasi pada untung,makan juga kan karena kita mau untung,biar ga lapar!

Main-main juga sama aja!kita senang dan merasa bahagia kalau bisa ikut bermain.begitu juga dengan kumpul-kumpul keluarga misalnya,ini juga karena ingin untung.

Siapa yang bisa lepas dari untung?jawabanya ga ada! Selagi dia masih punya nafsu selagi dia bukan batu,selagi dia punya akal,dia tidak akan lepas dari keinginan mendapatkan untung.

Oke!sekarang bagaimana dengan para tokoh sufi atau para ulama yang ikhlas dikalangan islam,para pendeta setingkat Dalai lama yang selalu bemeditasi atau pertapa dipuncak gunung Himalaya misalnya yang sudah ga punya hasrat lagi dengan dunia dengan segala tetek bengeknya!

Sekilas mereka seolah sudah bebas dari yang namanya untung rugi,tapi pada hakikatnya tidak,mereka sama dengan manusia lainnya,mereka juga mengejar untung,bahkan mereka lebih radikal dari manusia lainnya.demi untung mereka rela menggadaikan hidup mereka didunia ini,mereka rela hidup susah berbagi rasa dengan fakir miskin,mereka rela masuk penjara demi menegakkan kebenaran,demi mendapat untung di akherat.

Mereka rajin ibadah juga kerena ingin untung diakherat,ya karena"Untung"!

Untung selalu ada dibenak manusia,pikiran kita terus menerus berorientasi pada untung.

Kadang salah dan benar pun ditimbang dengan untung,kalau dia menguntungkan kita berarti dia benar dan wajib dibela tapi kalau merugikan berarti dia salah dan wajib dicela.

Tidak hanya itu,kadang baik dan jahat juga dipandang dari sisi untung rugi,kalau dia menguntungkan kita berarti dia orang baik,sebaliknya kalau ternyata dia merugikan kita berarti dia sudah tentu bukan orang baik. Yang menguntungkan kita kadang dibela mati-matian,kita sebarkan pesona kebaikan seolah dia baik pada semua orang,padahal dia hanya baik pada kita,dan sebenarnya kebaikannya pada kita juga karena ingin "untung"!!!

Untung yang hakiki

Apa itu untung hakiki?jawabannya sebenarnya kita udah tau,kita sadar sebenarnya akan hal itu entah kenapa kita sering terkecoh,barangkali inilah kelemahan kita, makhluq yang diembel-embeli sebagai pelupa,banyak khilaf dan sebagainya.

Atau barangkali pengaruh iblis sangat kuat pada kita, sehingga hal yang udah jelas merugikan bagi kita masih dikerjakan,jelas ianya membawa kita pada kerugian!sebaliknya mengapa kita tidak mengejar untung hakiki,bukankah tadi tiap manusia pasti ingin akan untung,tak terkecuali sipapun!!!tapi kenapa untung yang sebenarnya malah ga dikejar?

Ternyata jawabannya kita masih terkecoh oleh untung itu sendiri,kita seolah ga ngerti untung mana yang akan kita cari,kita cenderung meraih untung yang semu untung yang dihiasi oleh kenikmatan dunawi,bukan untung hakiki,dan pada hakikatnya ia bukanlah untung namun sebaliknya yaitu rugi.kadang bahkan hal yang udah jelas-jelas rugi kita bilang untung,orang melayu biasanya kalau anaknya jatuh dari tangga bilang "masih untung Cuma patah gigi,ga patah kaki".sebenarnya patah gigi itu untung apa rugi sih?,kalau untung siapa diantara kita yang mau patah gigi karena jatuh?jabannya ga ada,ya karena dia merugikan,setidaknya ada rasa sakit walaupun biaya pengobatanya ga mahal,tapi jelas itu kerugian.

Okelah kalau kita beralasan ungkapan itu menujukkan kita termasuk orang yang selalu bersukur!tapi sepertinya itu bukan alasan yang tepat,kalau kita mengaku orang yang bersyukur kenapa waktu mendapat kenikmatan kita jarang besyukur,malah pas mendapat kecelakan baru bersyukur!

Kurang jelas mengapa kebanyakan manusia selalu tertipu ataukah sengaja ditipu,rasanya kita udah paham hal diatas,walaupun ga diuraikan,masing-masing dari kita saya rasa tau mana untung hakiki dan mana untung semu,tapi kenapa kita masih tertipu?sebuah pertanyaan yang susah dijawab,pertanyaan yang mengorek-orek jati diri kita,petanyaan yang menyingkap ada apa dibalik itu semua?jawabannya ada pada diri kita sendiri silakan kita menjawabnya dengan jujur,dan ingat jangan tipu diri sendiri dalam menjawab pertanyaan itu okey!

Sebagai makhluq yang mengaku bertuhan apalagi mengaku muslim dan sebagai makhluq yang diberi akal oleh Allah seyogyanya kita cerdas dalam mengambil keputusan,jangan terkecoh dengan untung yang besifat semu.carilah untung yang hakiki atau sebenarnya seperti untung yang dikejar oleh orang-yang ikhlas,untung yang abadi yang dijanjikan oleh Tuhan kita Allah Swt yang maha menepati janji.

;;

Ads Google

 

Blogroll

Site Info

Text

Followers

Pikiran Kami Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template